[Bismillah]
Seorang istri jangan gemar “nglaruhi” apa yang dilakukan suami.
(“Nglaruhi” adalah istilah Jawa yang mengandung makna menegur yang bercampur dengan unsur protes, marah, dan ikut campur).
Jangan suami apa dikit dilaruhi, apa dikit dilaruhi. Suami pulang terlambat dilaruhi, main ke rumah teman dilaruhi, beli apa dilaruhi, makan dimana dilaruhi, segala macam polah suami dilaruhi.
Istri yang hobi nglaruhi suami, diakui atau tidak, merupakan salah satu sebab terbesar seringnya timbul percekcokan serta iklim rumahtangga yang tidak harmonis. Apalagi jika suami tidak punya “self control” yang baik, kemudian membalas laruhan istri dengan kemarahan. Pecah!
Sadarilah, aspek fithrah, ditambah posisinya sebagai qowwam keluarga, menjadikan laki-laki tidak suka dilaruh-laruhi oleh istri, tidak mau diatur-atur, serba terkekang, mau berbuat ini itu serba terbatas, menjadikan jiwanya tidak nyaman, hingga bisa merusak “mood” kepemimpinannya. Jika sudah sampai di titik ini, entahlah, keluarga yang bagaimana yang hendak diperjuangkan dunia akhirat.
Biarkanlah suami melakukan apa saja yang dia mau. Selama bukan perkara dosa dan maksiat, selama tugas dan tanggungjawab lahir batin terhadap istri & anak telah tertunaikan dengan baik, selama tidak memadharatkan kehidupan berkeluarga; biarkanlah dia dengan apa yang dia inginkan. Dia mau futsal sama temannya, oke. Dia mau beli baju baru, monggo. Dia mau wisata keluar kota, silahkan. Dia mau nongkrong sama kawan-kawannya, nggak masalah. Di hari libur kerja dia lagi pengen tidur tiduran saja di rumah, boleh.
Yakinlah, istri yang tidak suka nglaruhi suami, akan menjadikan suaminya nyaman menjalani hidup bersamanya. Hati menjadi tenang. Keluargapun terasa bahagia dan harmonis, biidznillah.
Bagi suami pemilik istri yang nggak suka nglaruhi, banyak banyaklah bersyukur; itu adalah salah satu modal besar kebahagiaan dalam hidup Anda. Jaga dan cintailah selalu. 😊
Barakallahu fiikum. 🤝
Ustadz Ammi Ahmad
Leave a Reply