Banyak emak-emak mulai update status di FB dengan berbagai alibi untuk mengadakan pembelaan pada kasus pembunuhan anak.
Lalu diantara mereka mulai berani terang-terangan menyudutkan suami mereka.
Kali ini ana akan sedikit mereaction:
Jangan jadikan kasus pembunuhan anak sebagai alibi dan memojokkan para suami kalian bahwasanya suami tak bertanggung jawab.
Jangan jadikan alasan pembunuhan untuk pembenaran mengeluh hidup miskin, membunuh anak tak berdosa tetaplah salah apapun itu alasannya.
Dahulu Asia istri Fir’aun bisa istiqâmah hidup di tengah penderitaan dan dibawah tekanan Fir’aun yang kufur kenapa kalian tidak meneladani itu ?.
Atau Fathimah bintu rasûlillâh menikah dengan sahabat ‘Ali yang miskin, bahkan beliau mau minta pembantu yang dapat meringankan bebannya kepada nabi, tapi tidak nabi kabulkan dan akhirnya Fâthimah pun menerima, kenapa kalian tidak ambil pelajarannya ?.
Jangan jadikan ketidak bersyukuran kalian untuk menjadikan kemiskinan suami kalian sebagai pelampiasan menyudutkan suami kalian, dan jangan pula hal itu menjadi alasan untuk membenarkan segala tuntutan kalian.
Bukankah nabi khawatirkan pada ummatnya bukanlah kemiskinan tapi justeru dibukakan pintu dunia, lalu kenapa kalian menyelisihinya ?
Padahal rizqi semua makhlûq itu tanggungan Allâh bukan tanggungan suami kalian. Tugas suami kalian hanya berusaha, namun bila bagian kalian sudah dibagikan Allâh segitu maka syukuri.
Renungi kembali sûrah Al-An’am ayat 151.
Allâh berfirman:
۞قُلۡ تَعَالَوۡاْ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَيۡكُمۡۖ أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗاۖ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَٰدَكُم مِّنۡ إِمۡلَٰقٖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكُمۡ وَإِيَّاهُمۡۖ وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلۡفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَۖ وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ
“Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu karena miskin, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan keji, baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.”
(QS. Al-An’am 6: 151)
Kalau merasa hidup miskin jangan menekan suami, tapi perkuat senjata (do’a). Kenapa tidak memaksimalkan do’a pada Allâh ?
Membunuh tetaplah dosa, tidak ada ruang pembenaran membunuh dengan alasan miskin.
Memang kadang miris, karena fakta di lapangan juga tidak sedikit istri juga yang sebanyak apapun pemberian tetap dianggap tak punya jasa.
Ketika diawal-awal menjelang pernikahan banyak diantara mereka gombal terhadap calon suaminya siap hidup apa adanya, namun tatkala sudah berjalan waktu hilang semua gombal-gombal di masa lajang.
Kunci menjemput rizqi itu mudah, berdasarkan pengalaman rizqi itu akan dipercepat dengan 6 hal berikut:
1. Qana’ah
2. Istighfâr
3. Ikhtiyar
4. Do’a
5. Tawakkal.
6. Berbaiksangka pada Allâh
Jangan salah siapapun bila belum maksimal melakukan 6 hal ini.
Hati-hati kalian jangan menghasud teman-teman kalian untuk banyak menekan dan menuntut suami kalian terkait dunia. Ingatkah kalian kisah teman istrinya Muslim bin Khaulah, yang ia menjadi buta setelah didoakan Muslim bin Khaulah, dan do’a itu langsung diijabahi Allâh hanya karena teman istrinya ini menghasut strinya untuk menuntut urusan dunia lebih kepada Muslim bin Khaulah yang miskin ?
Ingatlah salafiyyah sejati itu berfikirnya akhirat bukan dunia, dunia, dan dunia.
Semoga Allâh perbaiki keadaan kita semua.
Dihyah Abdussalam
Leave a Reply