“Islam kita ya bukan Islam Arab. Islam kita sesuai konteks nasional dan kenusantaraan. Islam kita ya Islam Indonesia.”
Beginilah, terkadang seseorang lebih bodoh dibandingkan hewan peliharaannya (أجهل من حمار أهله). Memangnya Islam versi nusantara itu sudah memproduksi hukum apa? Wong nama agamamu sendiri (Islam) itu dari bahasa Arab. Coba gantilah dengan nama lokal. Artikan Islam ke Bahasa Indonesia.
Islam makanya: (1) Keselamatan, atau (2) Menyerahkan Diri.
Namakan agamamu jadi agama Keselamatan. Bukan Islam. Ya tetap blunder. Karena kata ‘selamat’ dari bahasa Arab (سلامة).
Atau namakan agamamu jadi agama Menyerahkan Diri. Bukan Islam. Ya blunder lagi. Karena ‘menyerahkan’ berasal dari kata ‘serah’ yang itu juga dari bahasa Arab (سراح) dengan arti ‘melepas’.
Ganti saja dengan sebutan Agama Nusantara.
Jangan hanya berlepas diri dari sisi penamaan, melainkan juga keyakinan dan hukum. Kembali ke teologi animisme dinamisme karena itu kunyahan agama asli nenek moyang(mu). Juga ritual jangan pakai bahasa Arab.
Pluralisme dengan kedok nusantara. Next time, apa lagi ganti nama? Kedoknya nusantara, pakaiannya budaya dan alasannya toleransi. Lagu ini diulang-ulang. Polanya serupa. Ajhal min himari ahlih.
Ustadz Hasan Al Jaizy
Leave a Reply