Sebuah Kalimat

“Aku lebih baik darinya”
Sebuah kalimat yang mengantarkan iblis terusir dari surga untuk selama-lamanya.

“Akulah Tuhan mu Yang Maha Tinggi”
Sebuah kalimat yang membuat jenazah Fir’aun utuh hingga kini agar bisa diambil pelajaran bagi kaum yang berfikir.

“Apa yang kalian sembah sepeninggal ku?”
Sebuah kalimat terakhir nabi Ya’qub kepada anak-anaknya sebelum ia meninggal.

“Sesungguhnya syirik itu kedzaliman” yang paling besar.
Sebuah kalimat nasehat dari Luqman kepada anak-anaknya

“Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang yang sesat”
Sebuah kalimat dari Nabi Ibrahim yang di usia senjanya baru diberi keturunan.

“Sesungguhnya aku adalah hamba Allah”
Kalimat pertama yang keluar dari mulut Nabi Isa dalam gendongan ibunya.

“Sesungguhnya aku termasuk orang yang zhalim”
Kalimat yang diucapkan oleh Nabi Yunus dengan penuh penyesalan di dalam perut ikan paus.

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah”
Sebuah kalimat yang semoga menjadi kalimat terakhir saya dan kita semua.

(Ummu Onca)

Zamharir

Dari sahabat Ibnu Abbas -rodhiyallahu’anhuma – bahwasanya Ka’ab pernah mengatakan :

Sesungguhnya di dalam Jahannam terdapat hawa dingin yang disebut Zamharir. Hawa dingin ini mampu membuat daging terlepas dari tulang belulangnya. sampai-sampai para penduduk neraka meminta minum dari panasnya api neraka!.

Semoga ALLAH melindungi kami dan kalian darinya .

[ Hilyatul Auliya’ :7640 ]

Aku Ingin Jadi Sahabat Nabi, bukan Drupadi


Sekelompok gadis muslim sedang berpose dengan salah seorang tokoh/artis pemeran antagonis dalam Mahabarata.
Seorang ibu berjilbab begitu tersanjung dan sangat senang berpose dengan salah satu tokoh dalam serial Mahabarata.
Seorang ibu berjilbab lainnya begitu setia menyaksikan arakan para pemain Mahabarata yang sedang berkunjung ke Indonesia. Wajahnya terlihat bahagia dan tersenyum spesial setelah melihat para aktor tercinta yang dianggap tampan dan berpostur itu. Dahaga terhadap kerinduan dengan tokoh idola yang selama ini hanya terbatas dilihatnya di layar kaca kini terbayar sudah setelah menatap langsung.


Tokoh Krisna kecil yang sedang memainkan seruling dan sedang mengangkat gunung dengan satu jari telah menjadi potret menawan bagi seorang anak kecil. Si anak menganggap bahwa Krisna adalah malaikat yang menjaga bumi dari kejahatan. Dia begitu ingin menjadi sosok seperti Krisna yang memiliki kekuatan tertentu.
Seorang teman memberikan komentar di status FB kami bahwa keponakannya begitu hafal dengan tokoh-tokoh Mahabarata dan yang semisalnya. Bahkan katanya ada anak berusia 3 tahun begitu ingin disamakan dengan tokoh Krisna. Dan kakaknya yang berumur 5 tahun ingin disamakan dengan tokoh Drupadi, seorang wanita cantik yang merupakan istri para Pandawa dan dianggap lambang wanita yang tegas namun berjiwa lembut.
Rasanya, anak-anak telah berhasil dicekoki dengan sebuah kisah kufur pengikis akidah yang dimainkan oleh orang-orang musyrik di India sana. Mereka telah sukses menyeret pikiran anak-anak menuju dunia hayal yang berkubang kesyirikan. Dengan hanya sekadar duduk di hadapan televisi, mereka dibuat terbius oleh oleh racun akidah tersebut.
Begitu kasihan anak-anak polos yang masih begitu belia. Mereka terbayang kekuatan-kekuatan supranatural yang bersifat fiktif dan berpusat di kerajaan langit yang dihuni dewa-dewi dan para keturunannya yang melanglang buana di bumi.


*
Di salah satu sekolah dasar, seorang guru bertanya kepada para muridnya yang masih belia tentang cita-cita mereka kelak ketika sudah dewasa.
Semua murid menjawab pertanyaan sang guru:
“Dokter”
“Pilot”
“Polisi”
Jawaban para murid semuanya seputar profesi tersebut.
Hanya ada satu anak yang jawabannya begitu berbeda. Lain dari yang lain. Para murid yang lain menertawakan jawabannya yang terdengar aneh.
Apakah anda mengetahui cita-cita anak tersebut?
Marilah mendengar jawaban dari lisannya yang begitu sederhana:
“Aku pribadi begitu ingin menjadi sahabat (sahabat nabi -ed)”
Begitu kaget sang guru mendengar jawaban ini sambil menuturkan:
“Sahabat? (Bukan itu yang kumaksud)”
Murid itu pun menjawab dengan begitu polosnya:
“Mama setiap hari, sebelum aku bobo, mengisahkan aku kisah-kisah gemilang para sahabat. Mereka itu mencintai Allah (dan Allah pun mencintai mereka). Demikian pula yang diajarkan papa.”
Sang guru pun terdiam.

Di balik cita-cita anak tersebut terdapat sosok ayah dan bunda yang hati dan jiwanya berlapis dahsyatnya iman maka jadilah cita-cita yang mereka damba adalah cita-cita yang melesat jauh meninggalkan hinanya dunia.
Sang ibu adalah wanita yang jiwanya jelita dengan ilmu syar’i hingga jadilah ia pelopor perkembangan sang anak. Ia ajarkan anaknya untuk mencintai para sahabat nabi yang merupakan salah satu pondasi aqidah ahlussunnah wal jama’ah.
Inilah warisan para salaf. Mereka saling mewariskan cinta yang menyurga, mencintai sosok yang dijamin surga oleh Allah. Para salaf mengajarkan anak-anak mereka mencintai Abu Bakr, Umar, ‘Ali, Usman dan lainnya sebagaimana mereka mengajarkan anak-anak mereka al-Qur-an.

Imam malik bertutur:
كان السلف يعلمون أولادهم حب أبي بكر و عمر كما يعلمون السورة من القرآن
“Dahulu para salaf mengajarkan anak-anak mereka mencintai Abu Bakr dan Umar sebagaimana mengajarkan surat dalam Al-Qur-an.” (Syarah Ushul I’tiqad Ahlussunnah, Juz 7 hal. 1240)
Kedua orang tua tadi begitu paham bahwa mereka adalah pemegang kekuasaan di rumah sehingga mampu mengambil keputusan tentang hal terbaik yang akan diberikan untuk anaknya.
Dan ini sebagai tanggung jawab terhadap pendidikan akidah di surga mini mereka. Mereka berhasil menularkan akidah cinta yang terarah bahwa para sahabat Nabi adalah sosok yang wajib dicintai.
“Sungguh, aku ingin menjadi sahabat Nabi, bukan Drupadi.”
__
Kebun Nanas, Jakarta Timur, Dzulhijjah 1435 H.
Penyusun: Fachriy Aboe Syazwiena

Kerugian Hakiki Kaum Musyrikin

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ اَفَغَيْرَ اللّٰهِ تَأْمُرُوْٓنِّيْۤ اَعْبُدُ اَيُّهَا الْجٰـهِلُوْنَ

“Katakanlah (Muhammad), “Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang bodoh?””

(QS. Az-Zumar 39: Ayat 64)

اَ لَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَا لِصُ ۗ وَا لَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖۤ اَوْلِيَآءَ ۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰى ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّا رٌ

“Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.”

(QS. Az-Zumar 39: Ayat 3)

وَلَـقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِ لَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَئِنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau menyekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi.”

(QS. Az-Zumar 39: Ayat 65)

*****

Maka sangat rugi orang-orang yg berbuat syirik kepada Allah sebagaimana kafir Quraisy, yang menjadikan orang-orang shaleh yg sudah mati dan atau kuburannya sebagai perantara doa dan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Sebagaimana saat ini sebagian orang yang mengaku muslim menjadikan permintaan kepada Rasulullah, Syaikh Abdul Qadir Al Jilani, dan kuburan para mursyid mereka sebagai perantara doa. Musnah sia-sia semua amal mereka, dan mereka diancam kekal dalam api neraka. Na’udzubillahi min dzaalik.

Hendaknya manusia berhati-hati dengan lafadz-syair-lagu shalawat palsu yang isinya meminta pertolongan kepada Rasulullah, bahkan memposisikan Rasulullah sebagai dzat pemberi perlindungan, keselamatan dll yang hanya bisa dilakukan oleh Allah saja, karena ini sudah termasuk ke dalam syirik rububiyah yg menyebabkan seseorang kekal di neraka.

Abu Lahab dan Abu Jahal dan musyrikin Quraisy, merekapun merasa berada di atas kebenaran, mengklaim diri sebagai pengikut Ibrahim, menuduh Muhammad gila dan perusak tradisi nenek moyang dalam beribadah.

Abu Lahab berjenggot, bergamis, berbahasa Arab dengan sangat fasih, berwajah ganteng berseri kemerahan, berpostur gagah sempurna.

Tapi … mereka itulah kaum musyrikin yang dikutuk selamanya.

Padahal mereka mengakui keesaan Allah sebagai pencipta dan pemelihara manusia dan alam semesta, dan mereka merasa mewarisi keyakinan yang dibawa Ibrahim ‘alaihissalam.

Lalu di mana salahnya?

Salahnya adalah karena mereka memperantarai doa melalui orang-orang yang sudah mati, yang oleh sebab itu mereka jatuh ke dalam kesyirikan besar yang menyebabkan mereka keluar dari agama Nabi Ibrahim.

Bahkan mereka menolak dengan keras terhadap dakwah Rasulullah yang melarang mereka memperantarai doa kepada Allah melalui orang mati, mereka membubarkan dakwah Rasulullah bahkan memeranginya.

Kelakuan yang mirip dengan sebagian manusia yang mengaku sebagai muslim dan mengaku paling toleran.

Tafsir Sesat Wihdatul Wujud

1. Tafsir para ahli wihdatul wujud (manunggal, bersatu dengan Allah)

Para ahli wihdatul wujud – seperti Ibnu Aroby dan yang sepertinya – mereka mengatakan:

( لا اله الا الله )

Adalah tidak ada yang disembah melainkan Allah, atau tidak ada yang ada melainkan Allah, maknanya ini adalah bahwa semua yang disembah (diibadahi ) seluruhnya adalah Allah, karena menurut mereka bahwa yang ada ini tidak terbagi antara pencipta dan makhluk, semuanya adalah Allah, inilah sebab mereka dinamakan ahli wihdatul wujud, mereka menjadikan yang ada ini bersatu dan tidak terbagi

Maka apapun sesuatu yang manusia sembah, berarti ia telah menyembah Allah, orang yang menyembah sapi, orang yang menyembah berhala … semuanya mereka menyembah Allah, karena Allah adalah wujud yang mutlak.

Sedangkan (terhadap) orang yang mengatakan: bahwa yang ada itu terbagi kepada dua bagian, yaitu pencipta dan makhluk, mereka mengatakan tentangnya: sungguh ia musyrik

2. Tafsir Ahlu Sunnah Wal Jama’ah

Bahwasanya ( لا اله الا الله ) maknanya adalah: tidak ada yang disembah dengan benar kecuali Allah, karena yang disembah itu sangatlah banyak, akan tetapi yang disembah dengan benar Dia adalah Allah saja, sedangkan yang selainnya, menyembahnya merupakan kebatilan, sebagaimana Allah ta’ala berfirman :

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. ( QS Al Hajj 62 )

Diterjemahkan dan diringkas oleh Saudaramu La Ode Abu Hanafi dari kitab Silsilah Syarah Rosail 1/393 – 395 karya Sholeh Al Fauzan. Cetakan Dar alamiah


https://t.me/joinchat/-vI7te0yyQFkZDJl

https://t.me/joinchat/TBy3LmAjigbiQgtF

Dukun Palsu, Pesulap dan Reiki

Kenapa saya tidak ikut-ikutan memuji pesulap abang ?
Karena tercampur pada dirinya antara yang haq dan yang bathil, dan terdapat kontradiksi dari pesulap abang. Dia menelanjangi si Udin, walau sebenernya Udin itu 1/2 dukun, alias bukan dukun ORI. Kalaupun benar si Udin punya khodam, tapi tetap dia level ecek-ecek.

Tapi….
Anda tau ga, pesulap abang itu praktisi REIKI.
Iya REIKI. anda tau REIKI kan ? Singkat kata, REIKI tak ada bedanya dengan sat** nus****.
Dan pada wawancara pesulap abang dengan seorang dokter nashrani, dia ngaku sebagai praktisi REIKI, dan seringkali dia bangga sebagai pemilik sertifikat REIKI MASTER.
Dan yg agak kontradiksi dari pesulap abang, dia percaya sihir, tapi ga percaya ilmu kebal itu ada, menurut dia itu cuma trik /olah fokus, padahal dengan REIKI juga bisa kebal api, dan dia pernah praktikkan demikian. Dan di REIKI kan juga ada “PENGISIAN” dari guru ke murid. Bahkan lebih jauh, di REIKI ada aktivasi energi cakra, dan ini sangat kental dengan ilmu sihir.

Dan yang masih tanda tanya besar bagi saya, kenapa Ustadz Faizar Hafidzahullahu tak pernah membongkar bathilnya REIKI dan hipnotis di channel Youtube beliau ? Padahal pesulap abang adalah sohibnya, maka lebih urgent untuk diselamatkan.

Akhuukum Fillah
~al Faqiir Abu Musa al-Fadaniy

NB : saya bahagia dukun² kw macem Udin ditelanjangi habis²an, tapi agak sangat ngeri ketika sihir yg asli malah dianggap legal. Ini namanya mencampurkan yg haq dgn yg bathil. Silahkan tanya kepada semua mantan praktisi REIKI yg telah bertaubat dan ruju’ kepada manhaj salaf, tanyakan kepada para mantan praktisi REIKI tsb, apa saja yg mereka lakukan, mereka semua sepakat bahwa itu bagian dari ilmu sihir. Sangat fatal jika seorang peruqyah tidak mengerti hakikat ilmu olah energi tenaga dalam, sangat fatal.

Cacat Fikir Ahlul Bid’ah

Ketika berbicara tentang Allah maka logika yang terdepan. Ketika berbicara tentang berkah dan karamah wali, logika tak lagi nampak.

Apakah Imam Syafii Muhammad bin Idris seperti ini?

(Syarif Ja’far Baraja)

Su’ul Khatimah Ahlul Bid’ah

Kufur dan banyak mengerjakan amalan² bid’ah adalah faktor utama su’ul khatimah.

Mengikuti pendapat yg menyimpang dg bertaklid atau su’ul fahm. Ketika tabir tersingkap (saat sakaratul maut) barulah sadar bahwa semua keyakinan dan seluruh jenis amalan menyimpang tanpa dasar.

Ibnu Faridh umar bin Ali al Hamawi, wafat 632 H meyakini al Ittihad atau kawula manunggaling gusti. Ketika menghadapi sakaratul maut ia mendendangkan dua bait syair yg mengekspresikan kesengsaraan dan kebinasaan nya sambil menangis;

“Apabila kalian masih menyimpan rasa cinta kepadaku sebagaimana yg telah kulihat,
maka aku telah menyia² kan usiaku”

“Sebuah harapan agar jiwaku mendapatkan nya selama beberapa lama, dan sekarang aku yakin semua itu hanyalah fatamorgana”.

Ia menyatakan demikian setelah melihat kemurkaan Allah. Dan diperlihatkan kepadanya hakikat keyakinan dan amalnya.

Sangat sedikit ahlul bid’ah yg meninggal dunia dengan membawa iman dan husnul khatimah.

Agung Bursyaga

Hakekat Tasawuf

Tasawuf adalah istilah yang sama sekali tidak dikenal di zaman para sahabat radhiyallahu ‘anhum bahkan tidak dikenal di zaman tiga generasi yang utama (generasi sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in). Ajaran ini baru muncul sesudah zaman tiga generasi ini. (Lihat Haqiqat Ash Shufiyyah hal. 14).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, “Adapun lafazh “Shufiyyah”, lafazh ini tidak dikenal di kalangan tiga generasi yang utama. Lafazh ini baru dikenal dan dibicarakan setelah tiga generasi tersebut, dan telah dinukil dari beberapa orang imam dan syaikh yang membicarakan lafazh ini, seperti Imam Ahmad bin Hambal, Abu Sulaiman Ad Darani dan yang lainnya, dan juga diriwayatkan dari Sufyan Ats Tsauri bahwasanya beliau membicarakan lafazh ini, dan ada juga yang meriwayatkan dariHasan Al Bashri” (Majmu’ Al Fatawa 11/5).

Kemudian Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwasanya ajaran ini pertama kali muncul di kota Bashrah, Iraq, yang dimulai dengan timbulnya sikap berlebih-lebihan dalam zuhud dan ibadah yang tidak terdapat di kota-kota (islam) lainnya (Majmu’ Al Fatawa, 11/6).

Berkata Imam Ibnu Al Jauzi: “Tasawuf adalah suatu aliran yang lahirnya diawali dengan sifat zuhud secara keseluruhan, kemudian orang-orang yang menisbatkan diri kepada aliran ini mulai mencari kelonggaran dengan mendengarkan nyanyian dan melakukan tari-tarian, sehingga orang-orang awam yang cenderung kepada akhirat tertarik kepada mereka karena mereka menampakkan sifat zuhud, dan orang-orang yang cinta dunia pun tertarik kepada mereka karena melihat gaya hidup yang suka bersenang-senang dan bermain pada diri mereka. (Talbis Iblis hal 161).

Dan berkata DR. Shabir Tha’imah dalam kitabnya Ash Shufiyyah Mu’taqadan Wa Maslakan (hal. 17) “Dan jelas sekali besarnya pengaruh gaya hidup kependetaan Nasrani -yang mereka selalu memakai pakaian wol ketika mereka berada di dalam biara-biara- pada orang-orang yang memusatkan diri pada kegiatan ajaran tasawuf ini di seluruh penjuru dunia, padahal Islam telah membebaskan dunia ini dengan tauhid, yang mana gaya hidup ini dan lainnya memberikan suatu pengaruh yang sangat jelas pada tingkah laku para pendahulu ahli tasawuf.” (Dinukil oleh Syaikh Shalih Al Fauzan dalam kitabnya Haqiqat At Tasawwuf, hal. 13).

Dan berkata Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir dalam kitab beliau At Tashawuf, Al Mansya’ wa Al Mashdar hal. 28 “Ketika kita mengamati lebih dalam ajaran-ajaran tasawuf yang dulu maupun yang sekarang dan ucapan-ucapan mereka, yang dinukil dan diriwayatkan dalam kitab-kitab tasawuf yang dulu maupun sekarang, kita akan melihat suatu perbedaan yang sangat jelas antara ajaran tersebut dengan ajaran Al Quran dan As Sunnah. Dan sama sekali tidak pernah kita dapati bibit dan cikal bakal ajaran tasawuf ini dalam perjalanan sejarah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum yang mulia, orang-orang yang terbaik dan pilihan dari hamba-hamba Allah ‘azza wa jalla, bahkan justru sebaliknya kita dapati ajaran tasawuf ini diambil dan dipungut dari kependetaan model Nasrani, dari kebrahmanaan model agama Hindu, peribadatan model Yahudi dan kezuhudan model agama Budha” (Dinukil oleh Syaikh Shalih Al Fauzan dalam kitabnya “Haqiqat At Tashawuf” hal. 14).

Dari keterangan yang kami nukilkan di atas, jelaslah bahwa tasawuf adalah ajaran yang menyusup ke dalam Islam, hal ini terlihat jelas pada amalan-amalan yang dilakukan oleh orang-orang ahli tasawuf, amalan-amalan asing dan jauh dari petunjuk islam. Dan yang kami maksudkan di sini adalah orang-orang ahli tasawuf zaman sekarang, yang banyak melakukan kesesatan dan kebohongan dalam agama, adapun ahli tasawuf yang terdahulu keadaan mereka masih lumayan, seperti Fudhail bin ‘Iyadh, Al Junaid, Ibrahim bin Adham dan lain-lain. (Lihat kitab Haqiqat At Tashawwuf tulisan Syaikh Shalih Al Fauzan hal. 15)

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/407-hakikat-tasawuf-1.html

Penulis: Ust. Abdullah Taslim, Lc., MA.

Silakan di-share…

Mengapa Mereka Berbuat Syirik?

Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala menerangkan alasan orang-orang musyrik berbuat syirik. Ada dua alasan mereka :

Pertama, untuk mendekatkan diri kepada Allah

Kedua, untuk berharap syafa’at (penolong di hadapan Allah), dari Tuhan yang mereka sembah.

Dalil bahwa mereka menyembah selain Allah untuk alasan mendekatkan diri kepada Allah adalah firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. Az-Zumar: 3)

Dalil bahwa alasan mereka berbuat syirik karena mencari syafa’at adalah firman Allah Ta’ala,

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ

“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) (mendatangkan) manfaat.” (QS. Yunus: 18)

(Dikutip dari Qawaidul Arba’, kaidah kedua)

Alasan mereka di atas, menunjukkan dua hal:

Pertama, tidak percaya diri berterus-terang telah melakukan syirik.

Lihatlah sikap mereka yang tidak percaya diri dan tidak mau berterus terang untuk menyebut diri mereka telah melakukan syirik atau musyrik. Sehingga mereka pun mencari berbagai macam dalih karena tidak ingin disebut dengan orang musyrik. Begitupula dengan orang kafir.

Contoh:

Sempat viral di tanah air kita, adanya orang non-muslim yang tidak suka disebut dengan “kafir”. Padahal kenyataannya, status mereka memang demikian. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa Islam adalah agama fitrah, buktinya mereka tidak suka dikatakan seperti itu. Dan hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak yakin dengan keyakinan mereka sendiri dan fitrah mereka mengingkari hal tersebut.

Kedua, kelirunya beragama hanya berdasar pada anggapan baik.

Mereka menganalogikan kekafiran yang mereka lakukan itu, seperti meminta sesuatu kepada makhluk. Kalau kita mau meminta kepada presiden, maka harus terlebih dahulu melalui perantara orang di bawahnya (sekretaris negara, misalnya) dan yang semisalnya.

Hal ini dibantah oleh firman Allah Ta’ala,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepada-Ku (langsung), niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60)

Kesesatan ini muncul, karena beragama hanya berpijak pada anggapan baik. Sehingga setiap orang yang beragama hanya berdalil dengan anggapan baik, bukan ilmu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka mereka telah menyerupai (tasyabbuh) dengan orang-orang ini.

Lanjut baca: https://muslim.or.id/55093-mengapa-mereka-berbuat-syirik.html

Blog at WordPress.com.

Up ↑