Dukun Palsu, Pesulap dan Reiki

Kenapa saya tidak ikut-ikutan memuji pesulap abang ?
Karena tercampur pada dirinya antara yang haq dan yang bathil, dan terdapat kontradiksi dari pesulap abang. Dia menelanjangi si Udin, walau sebenernya Udin itu 1/2 dukun, alias bukan dukun ORI. Kalaupun benar si Udin punya khodam, tapi tetap dia level ecek-ecek.

Tapi….
Anda tau ga, pesulap abang itu praktisi REIKI.
Iya REIKI. anda tau REIKI kan ? Singkat kata, REIKI tak ada bedanya dengan sat** nus****.
Dan pada wawancara pesulap abang dengan seorang dokter nashrani, dia ngaku sebagai praktisi REIKI, dan seringkali dia bangga sebagai pemilik sertifikat REIKI MASTER.
Dan yg agak kontradiksi dari pesulap abang, dia percaya sihir, tapi ga percaya ilmu kebal itu ada, menurut dia itu cuma trik /olah fokus, padahal dengan REIKI juga bisa kebal api, dan dia pernah praktikkan demikian. Dan di REIKI kan juga ada “PENGISIAN” dari guru ke murid. Bahkan lebih jauh, di REIKI ada aktivasi energi cakra, dan ini sangat kental dengan ilmu sihir.

Dan yang masih tanda tanya besar bagi saya, kenapa Ustadz Faizar Hafidzahullahu tak pernah membongkar bathilnya REIKI dan hipnotis di channel Youtube beliau ? Padahal pesulap abang adalah sohibnya, maka lebih urgent untuk diselamatkan.

Akhuukum Fillah
~al Faqiir Abu Musa al-Fadaniy

NB : saya bahagia dukun² kw macem Udin ditelanjangi habis²an, tapi agak sangat ngeri ketika sihir yg asli malah dianggap legal. Ini namanya mencampurkan yg haq dgn yg bathil. Silahkan tanya kepada semua mantan praktisi REIKI yg telah bertaubat dan ruju’ kepada manhaj salaf, tanyakan kepada para mantan praktisi REIKI tsb, apa saja yg mereka lakukan, mereka semua sepakat bahwa itu bagian dari ilmu sihir. Sangat fatal jika seorang peruqyah tidak mengerti hakikat ilmu olah energi tenaga dalam, sangat fatal.

Dukun Adalah Wali Setan

[1] Perdukunan adalah kekufuran. Jika perdukunan dipersatukan, maka sama dengan menjamak banyak kekufuran.

[2] Di antara faktor -yang saya amati- klenik mulai laris kembali saat ini adalah menjamurnya channel-channel misteri, seperti channel orang indigo (pendusta), explorasi tempat-tempat keramat untuk mencari hantu, dan kisah-kisah rekaan perihal jin.

[3] Para dukun -semoga Allah menghinakan mereka- ingin mencitrakan positif kedustaan dan kehinaan mereka di mata masyarakat, supaya mereka diterima dan kehadiran mereka dianggap biasa.

[4] Merupakan tugas dai Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan kaum Muslimin yang berpegang pada aqidah Islam sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah, untuk membentengi diri, keluarga dan masyarakat dari praktek, propaganda dan eksistensi dukun dan perdukunan.

[5] Para dukun -semoga Allah menghinakan mereka- adalah para wali setan, yang mengikuti jejak Iblis. Mempropagandakan pohon terlarang sebagai pohon keabadian. Maka, jika Anda tidak ingin mengkhianati akal sendiri, jangan mengikuti jejak mereka yang penuh tinja kemerosotan aqidah. Pakaian boleh serupa, namun bedakan antara tinja, darah dan susu murni.

(Ust Hasan Al Jaizy)

Dukun Jaman Now

Jangan terkecoh….

Dulu tukang sihir atau dukun di film-film kita saksikan matanya picek, rambutnya kriwil-kriwil panjang, gigi depannya ompong, kemudian didepannya kemenyan, pakai meniup-niup… fuuhhh!!

Jangan terkecoh..

Sekarang dukun pakai jubah, kadang-kadang pakai laptop, kadang-kadang berjenggot, kadang-kadang pakai sorban, kadang-kadang pakai tasbih, kadang-kadang DUDUK DI MASJID!

Jangan tertipu..

Walau ia hafal Al Quran, walau ia ahli sholat malam, kalau dia nulis-nulis rajah dia adalah TUKANG SIHIR

(Ust Ahmad Zainuddin hafidzahullah)

Perdukunan dan Konsumsi Netizen Terhadapnya

Perdukunan di belakangan hari ini tidak bisa diremehkan keberadaan dan penyebarannya. Justru semakin ke sini, konsumsi masyarakat netizen terhadap ramalan, perdukunan dan pengagungan terhadap hal-hal berbau mistis semakin tinggi. Utamanya melalui YouTube. Jasa pelet misalnya, ya sudah terang-terangan. Sangat dibutuhkan ketegasan pemerintah dalam masalah ini. Tapi selama slogannya ‘dari rakyat untuk rakyat’, maka ngaca lagi:
‘Kalau rakyatnya doyan perdukunan dan mistis, ya untuk rakyat adalah fasilitas menujunya’
Berarti pundak para dai harus lebih kekar lagi untuk terus menyerukan kepada tauhid. Dan kita lihat yang paling concern dalam masalah anti-syirik adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Tidak usah disingkat. Kalau disingkat, kenyataan akan terbalik.


Perlu kita singgung para influencer atau youtuber yang justru mengajarkan kebid’ahan dan kesyirikan. Tentu di bab ini, Ahlul Bid’ah maupun ahli masalah khilafiyyah tidak bisa banyak menusuk penyimpangan dan mempertahankan aqidah, karena wong sendirinya mumet kok. Maka yang paling pas untuk membantah dan membongkar kesesatan mereka adalah Ahlus Sunnah.


Pak Bu sekeleusan, generasi sekarang memang ga langsung ikutan jurit malam, atau dateng ke kuburan minta-minta dan seterusnya. Tapi mereka nonton tiap hari video-video mistis dan syirik. Minimal: di mindset mereka tertanam bahwa itu tuh cuman buat hiburan.


Mas, dulu orang kita masih malu pakai celana youcanseebutyoucan’ttouch. Tapi karena film dan tontonan, dan alasannya ‘ini kan cuma film cuma hiburan’, akhirnya jadi nyata dan tuntunan. Sekarang banyak semi-kuntilanak sudah mulai berani pakai celana you can see and you can touch. Bahkan kuntilanak sendiri sudah surrender dan menyerah melihat pakaian sebagian awewe yang mendekati busana wewe gombel itu. Sekarang tingkatannya sudah mencapai level wewe. Tinggal cowoknya ini siapa aja yang jadi wowo.
Kembali ke syirik.


Youtuber sampai rela membakar dupa supaya dapat penampakan. Sebagai penonton, kita anggap itu cuma seru-seruan dong. Tapi bagi para ustadz dan ikhwan Ahlus Sunnah, ini menjurus ke syirik, jika bukan syirik itu sendiri. Membakar dupa demi setan, konten, penonton dan UUD.
Ada youtuber sampai rela membakar sate gagak di hutan supaya setan dateng. Dan masih banyak lagi kelakuan para penghamba duit.


Semua itu cuma: hiburan. Akhirnya jadi dianggap biasa. Kita tereak di mimbar melawan syirik. Jemaah muda mudi ga mau nerima bahkan bilang, ‘Ustadz lebay ah. Itu semua kan cuma hiburan. Daripada ngebucin atau ngegabut, mendingan ngehibur orang. Kan dapet pahala.’


Kita di medan dakwah, terutama dai-dai muda, kadang belum cukup menyampaikan dalil dan kesimpulan. Tapi sebut langsung contoh real di masa kini. Biar terbayang di benak jemaah muda. Biar kena maksudnya. Biar kena di hati mereka bahwa itu syirik. Bukan sebatas hiburan.


Kita memang termasuk bangsa yang paling hobi kalau menonton atau menceritakan hal-hal mistis. Di sinilah setan suka. Kalau ada ensiklopedi varian jin, mesti Indonesia paling tebal bukunya. Dari jin-jin klasik seperti pocong, kuntilanak sampai jin-jin kontemporer, seperti nenek gayung. Boleh jadi kelak ada jin jelmaan Mang Oleh. Sekalian saja ada jin wujudnya odading. Nanti kita bikin lagi jin kepal milo.
Dan semua setan itu, didukung oleh warung makanan dan minuman. Ada Es Pocong, sambel setan, dan seterusnya.


Sepertinya saya cukup saja menulis sepatah dua patah kata ini. Takutnya malah jadi panjang.

(Ust Hasan Al Jaizy)

Dukun dan Sticker Unyu-Unyu


Maunya lucu-lucuan tapi akibatnya fatal, gegara bodoh dalam aqidah.Jadi barangkali maksudnya, kalau menghadapi perkara-perkara sulit, maka solusinya pergi ke dukun dan ‘orang pintar’ (yang sebenarnya orang goblok).
Untuk mereka yang suka menggunakan sticker semacam ini, berhentilah dan segeralah bertaubat. Sticker seperti ini tampaknya ringan di mata manusia, tapi berat dalam timbangan Allah, karena termasuk mensyiarkan kesyirikan yang besar.
Apabila dikatakan, “Wahai kawan, kami kan hanya main-main dan senda gurau saja!”
Maka cukuplah firman Allah berikut,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al Mukminun:115).

Allahul musta’an.

Dukun

Terkutuklah kalian para dukun dan syaithan yang menyelewengkan manusia dari peribadahan hanya kepada Allah kepada pengagungan terhadap syaithan dari golongan jin, dengan talbis bernama ‘ziarah’ dan ‘kearifan lokal’

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑