Maksiat Membuat Semua Urusan Dipersulit

Tidaklah pelaku maksiat melakukan suatu urusan, melainkan dia akan menemui berbagai kesulitan dan jalan buntu dalam menyelesaikannya. Demikianlah faktanya.

Sekiranya orang itu bertakwa kepada Allah, niscaya urusannya dimudahkan oleh-Nya. Begitu pula sebaliknya, siapa yang mengabaikan takwa niscaya urusannya akan dipersulit oleh-Nya.

Alangkah mengherankan! Bagaimana mungkin seorang hamba menyaksikan pintu-pintu kebaikan dan kemaslahatan tertutup serta jalan-jalannya menjadi sulit, tetapi dia tidak mengetahui dari mana asalnya?

(Ad-Daa’ wad Dawaa’, Bab Dampak Negatif Maksiat dan Dosa, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. hal. 136).

Mudharat: Antara Pelaku Maksiat dan Bid’ah

Mudharat dari pelaku maksiat hanyalah mengenai dirinya sendiri. Sementara ahlul bid’ah mudharatnya menimpa khalayak ramai.

Fitnah pelaku maksiat hanya terkait dengan syahwat. Sementara fitnah ahlul bid’ah terkait dengan pokok² agama.

Ahlul bid’ah mengintai manusia diatas jalan Allah yang lurus, lalu menghalangi mereka dari jalan tersebut. Sementara pelaku maksiat tdak demikian.

Ahlul bid’ah merusak sifat² Allah sekaligus kesempurnaanNya, sedangkan pelaku maksiat tidak demikian.

Ahlul bid’ah menentang apa yang dibawa Allah dan RasulNya, memutus jalan akhirat bagi manusia. Sementara pelaku maksiat tidak demikian.

Iblis berkata, ” Aku membinasakan anak Adam dg dosa, namun mereka balik membinasakanku dengan istighfar. Lalu aku menyebar bid’ah ditengah mereka, sehingga merekapun berbuat dosa, tetapi tidak bertaubat. Mereka menyangka telah berbuat baik

Ad – Daa’ Wad Dawaa’ / Ibnul Qayyim rahimahullah

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑