Sedikit-Sedikit Curhat di Medsos

Berlatih untuk tidak banyak kisah tentang aktifitas pribadi di media sosial itu adalah baik. Sangat positif. Dan membiasakan diri menceritakan apa-apa yang terpikir atau terjadi pada diri di media sosial itu negatif. Saking terbiasanya, kesulitan lebih dulu ditumpahkan di media sosial, sebelum ke Allah. Itu pun kalau memang kemudian ke Allah.

Orang-orang tidak peduli tentang Anda. Meskipun begitu, mereka selalu ingin menyimak cerita Anda. Lihat bagaimana buruknya manusia. Tertarik menyimak namun tidak peduli.

Dikecualikan jika aktifitas Anda positif, seperti mengajar, membantu orang, menebar amanat donasi dan seterusnya, yang bisa menginspirasi dan menenangkan pihak donatur. Itu pun tetap perlu waspada. Karena hembusan riya itu kerapkali halus. Awalnya rajin karena tulus. Karena terlena dan merasa aman, riya berhembus.

Berlatihlah untuk meminimalisir kisah tentang diri. Terlebih jika tidak ada manfaatnya dan sebatas curahan hati.

Wahai Wanita, Waspadalah dengan Foto-fotomu di Medsos

Semakin banyak pandangan lelaki yang tergiur denganmu (jika sengaja pamer kecantikan/keindahan tubuh dan tampil menggoda) semakin bertumpuk pula dosa-dosamu


Semakin sang lelaki mengkhayalkanmu, semakin berhasrat denganmu maka semakin bertumpuk pula dosa-dosamu


Janganlah anda menyangka senyumanmu yang kau tebarkan secara sembarangan tidak akan ada pertanggungjawabannya kelak


Bisa jadi senyumanmu sekejap menjadi bahan lamunan seorang lelaki yang tidak halal bagimu selama berhari-hari apalagi keelokan tubuhmu


Bayangkanlah, betapa bertumpuk dosa-dosa para artis dan penyanyi yang aurotnya diumbar di hadapan ribuan bahkan jutaan para lelaki


Jika anda menjaga kecantikanmu dan kemolekan tubuhmu hanya untuk suamimu, maka anda kelak akan semakin cantik dan semakin molek di surga Allah


Akan tetapi jika anda umbar kecantikanmu dan kemolekanmu maka ingatlah itu semua akan sirna dan akan lebur di dalam liang lahad menjadi santapan cacing dan ulat


Dan di akhirat kelak bisa jadi berubah menjadi bahan bakar neraka jahannam …!

Wallahu A’lam

(Tulisan seseorang yang semoga Allah menjaganya)

Teruntuk: Ciwi-Ciwi

Jika elo masih bodoh dalam perkara agama, setidaknya elo masih bisa menghargai dan menghormati diri elo sendiri sebagai seorang Muslimah serta hakikat tujuan syariat hijab dan niqab.
.
Bukannya elo malah mengumbar selfie agar dilihat dan terlihat banyak orang yang bukan mahram elo. Itu sama saja elo ngerendahin dan melecehkan diri elo sendiri sebagai seorang Muslimah dengan harga murah dan hakikat tujuan syariat hijab serta niqab.
.
Juga, bukannya elo joget-joget di video seperti barisan wanita jahiliyyah. Itu sama saja elo ngerendahin dan melecehkan diri elo sendiri sebagai seorang Muslimah dengan harga murah dan hakikat tujuan syariat hijab serta niqab.
.
Jangan marah, baik sekarang ataupun kelak, kalau banyak orang yang akan merendahkan dan melecehkan elo sepanjang kehidupan elo, karena balasan sesuai dengan amal.
.
Sudah bodoh, sudah tidak bisa menghormati dan menghargai diri sendiri sebagai seorang Muslimah ditambah tidak menghormati hakikat tujuan syariat hijab serta niqab.
.
Kalau elo emang Muslimah, mana rasa malu elo ?
.
Jangan juga elo bilang “Cewe selalu benar dan ngga bisa dilawan”. Pikir pake otak elo yang paling waras, kenapa penghuni neraka itu kebanyakan perempuan dan kenapa pengikut Dajjal kebanyakan kaum perempuan.
.
Atha bin Yussuf

WA Group Alumni dan Mudharatnya

Mengherankan memang kebanyakan grup-grup reuni itu isinya stiker-stiker tak senonoh, aurat wanita, atau stiker b4nc! yg tak lucu sama sekali, dan itu diposting berulang-ulang.
Padahal di grup itu bercampur baur laki-laki dan perempuan yg sama-sama sudah berumah tangga.

Dimana kemuliaan para wanita?
Dimana penjagaan suami terhadap istri?
Dimana nilai intelektualmu? Kan udah pada sekolah?
.
Maka belajarlah ilmu syar’i kawan agar engkau tahu mana yang baik mana yg buruk. Karena baik atau tidaknya kelakuanmu itu keluar dari nilai-nilai adab dan akhlakmu sebagai muslim dan muslimah yang baik, bukan atas ijazah sekolahmu

Dan ingat teman karib akan jadi musuh pada hari kiamat, Allah berfirman,

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

KALAU TIDAK BISA MEMBERIKAN KEBAIKAN PADA GRUP-GRUP REUNI SEKOLAHAN, SEBAIKNYA KELUAR SAJA.

Semoga Allah memberi taufiq pada semua.

Alex Abu Usaid

Hapus Fotomu di Sosmed

Umur itu tidak ada yang tahu, renungi nasehat ini selalu apalagi kaum wanita yg masih ada foto auratnya di sosmed.

Sebagai pelajaran; sering sekali temen wanita saya khususnya teman penyanyi wanita saya tahu-tahu meninggal tanpa sempat taubat nasuha, tanpa sempat menutup aurat, kemudian temen-temannya yg jahil beramai-ramai ngeshare sebanyak-banyaknya akun dan foto-foto auratnya itu dengan dalih ucapan belasungkawa. Miris banget.. kalau tak mau disebut tragis.

Kita tak tahu apakah itu bagian dari hukuman Allah dengan terumbarnya aib dan bertambahnya dosanya pasca meninggalnya, wallahu a’lam, karena kalau dia semasa hidupnya berusaha menghapus foto-foto auratnya maka insyaAllah, Allah akan menolongnya menutup aib-aibnya dan menghentikan dosa jariyahnya. Bayangin sebanyak apa orang melihat fotonya itu di sosmed, segitu juga bertambah dosanya, padahal di alam barzah itu dia sangat membutuhkan tabungan amal kebaikan.

Maka para wanita sebaiknya foto-fotonya dihapus saja. Jika bisa dihapus semua itu lebih baik, kalau sayang dihapus minimal simpan di galeri hp saja, yg penting jangan di sosmed. Jangan bangun sumber dosa jariyahmu sendiri, siksa Allah itu sangat keras.

Semoga Allah memberi taufiq dan hidayah

Alex Abu Usaid

Cukup Nama dan Tulisanmu, Bukan Foto Cantikmu

Cukup nama dan tulisanmu saja yang bertebaran di medsos, tidak foto cantikmu.
Tulisan yang bermanfaat untuk banyak orang yang dapat menuai banyak kebaikan, hingga ragaum sudah tiada tulisanmupun masih membekas, dan sekali lagi bukan foto cantikmu, agar manfaat pula bagi akhiratmy , bukan petaka penambah siksa dalam kuburmu, karena sesungguhnya setiap anggota tubuh akan dihisab dan bersaksi.

(Ibnu Mustaman)

Bapak Kuli, Ibu Nyuci, Anak Sibuk Instastory

Jadi, menurut saya, agar anak tertanam rasa tahu diri dan peka, hendaknya ditampakkan kepadanya sejak kecil betapa kedua orang tuanya berjuang. Ayah perlihatkan bagaimana dirinya bekerja. Ibu perlihatkan bagaimana dorinya mengurus rumah tangga. Lebih bagus lagi jika anak kecil dilibatkan untuk mengenyam tugas-tugas ringan di dalam rumah.

Banyak anak hari gini yang tidak tahu diri karena memiliki alam lain dan banyak berkonsentrasi di dalamnya. Gadget.

Mari para bapak dan ibu, kita sama-sama berusaha mendidik anak, dengan mengharapkan ridha dan taufiq dari Allah Ta’ala.

(Ustadz Hasan Al Jaizy)

Cadar: Antara Dalil dan Fashion

Dulu kaum muslimah di tahun 90-an, ketika ingin bercadar, mereka akan menyerbu toko-toko buku atau maktabah untuk mencari dan mengumpulkan semua dalil tentang cadar.

Mereka menelusuri pendapat-pendapat yang dikemukakan ahli ilmu dalam hal ini baik pendapat yang mewajibkan, menyunnahkan atau sebatas membolehkan.

Kami bertukar pikiran dengan para akhwat senior saat itu yang telah bercadar bertahun-tahun sekaligus menimba pengalaman hidup dari mereka sehingga ketika pulang hati penuh dengan semangat spiritual yang tinggi.

Kami membaca, menelaah, meneliti dan memahami lalu shalat dan berdoa memohon dan meminta petunjuk kepada Allah agar Allah memberikan taufik dan hidayah pada permasalahan ini.

Akan tetapi. . .

Di zaman ini bila anda berjumpa dengan salah satu akhwat muda yang bercadar dan bertanya mengapa mereka bercadar, mereka akan menjawab bahwa alasannya karena ingin tampil seperti para akhwat artis medsos di Facebook, Instagram dan media sosial lainnya yang terlihat cantik dengan cadar. Mereka, para akhwat di medsos, banyak menampilkan foto selfi atau pose-pose lain yang tidak bersahaja bahkan lebih menekankan nilai fashion di balik cadar yang mereka kenakan.

Ketika akhwat muda tadi yang mengikuti trend cadar selfi ditanya dalil atau alasan syar’i sama sekali tidak bisa menjawab sebab keputusan mereka bercadar bukan dilandasi ilmu namun hanya mengikuti para akhwat artis medsos -terutama instagram-.

Saudariku..

Bercadar adalah syariat Islam maka sebagaimana syariat Islam lainnya begitu perlu dan penting engkau mengilmui syariat cadar yang disepakati para ulama bahwa semua istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah wanita bercadar.

Ukhti, pastikan bahwa engkau mengetahui dalil-dalil sebelum beramal dan keputusanmu bukan karena latah dan ikut-ikutan agar kita tidak termasuk dalam kaum Nasrani yang beramal tanpa ilmu.

Imam Bukhari membuat bab tersendiri tentang pentingnya ilmu sebelum beramal dengan bab yang berjudul “Bab: Ilmu sebelum ucapan dan perbuatan” Ini menunjukan pentingnya ilmu sebelum beramal dan ini merupakan syarat sahnya amal, perkataan maupun perbuatan.

Dengan ilmumu tentang cadarmu diharapkan bernilai disisi Allah dan kita akan berhati-hati dalam setiap melangkah atau berbuat dengan cadar yang menutupi wajah kita. Dengan kata lain, engkau tidak semena-semena dalam bersikap di medsos mengikuti para akhwat dengan cadar selfi yang jauh dari kesahajaan. Hormati dan junjung tinggilah cadar yang engkau kenakan.

Dan dengan ilmu akan menjadi penggerak seseorang istiqamah dalam mengenakannya karena dalil telah mengakar di hati dan menghujam jiwa sehingga engkau pun tidak akan buyar ketika diterpa syubhat yang bisa datang dari orang-orang yang tidak menyukainya.

Dengan ilmu, selembar kain yang menutupi wajah seorang muslimah akan mengangkat kehormatannya karena ia sadar selembar kain tersebut adalah sebuah syariat, bukan hanya selembar kain yang dipakai justru untuk menarik perhatian banyak orang terlebih lawan jenis. Wallahu a’lam bish-shawwab.

_
Penyusun: Ustadzah Funy Ummu Raihanah (Alumni LIPIA)
Editor & Penyunting: Yani Fahriansyah (2017)

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑