Syubhat Sebagian Tabib yang Mengatasnamakan Al Qur’an

Di antara syubhat sebagian tabib yang memakai nama al-Qur’an untuk marketing pengobatannya, bahkan sebagian dukun, yaitu mengklaim bahwa ini hanya terinspirasi dari al-Qur’an, bukan sedang menafsirkan (interpretasi).

Sejatinya, bagaimana seseorang terinspirasi dari al-Qur’an tanpa step memahami interpretasi ayat yang dia pakai? Impossible.

Justru saya melihat syubhat sebagian tabib ini lebih dalam dan lebih berbahaya daripada syubhat ahlul bid’ah dari sisi berkilahnya mereka dengan klaim mereka hanya terinspirasi, bukan menafsirkan.

Akan jadi ruang terbuka bagi siapapun orang menyimpang untuk mengklaim, “Saya cuma terinspirasi dari al-Qur’an” untuk melakukan penyimpangannya. Karena bab inspirasi jauh lebih luas daripada tafsir. Dan seolah kalau terinpirasi itu tidak boleh dianggap salah. Walau untuk marketing duniawi saja.

Seorang ibu membacakan untuk bayi di rahimnya surat Yusuf supaya ganteng. Ini bukan interpretasi, melainkan ini inspirasi dari kisah beliau dan ketampanannnya.

Seorang melafalkan niat terang-terangan dengan bunyi, lalu berdalih dengan perkataan nabi: Shallu kama ro’aytuMUNI usholly. Lihat di situ ada MUNI artinya bunyi dan setelahnya usholly. Maka terinspirasilah dari bersuara dalam melafalkan usholly.

Dua contoh di atas memang ada di masyarakat. Bukan tafsir, tapi inspirasi yang salah, tidak nyambung dan jenaka kadang-kadang.

Tabib pun dalam pengobatannya bisa saja mengklaim terinspirasi, untuk menghindari tudingan serampangan menafsirkan ayat atau hadits. Namun kalau diamati kasus dan kejadian mengerikan melalui tangan sebagian tabib, kita dapati sebagiannya disebabkan salah memaknai (salah interpretasi) dan ngawur dalam istinbath. Sambil kemudian mendiskreditkan metode pengobatan lain yang tidak pakai dalil marketing wahyu.

Belum lagi ditambah arogansi dan keras kepala.

Juga dusta, bahkan dusta tentang perasaan hati sendiri.

Bilangnya ‘ga peduli omongan orang’, tapi sering bikin statement baper merespon omongan orang-orang.
Bilangnya ‘ini terinspirasi bukan interpretasi’ padahal kenyataannya sebagian tabib sok tahu akan tafsiran nash.

Sebagian tabib bersikeras dengan metodenya yang menimbulkan efek negatif. Ketika menghadapi penderita, memakai tabir agama, sebut dalil sebagai bagian dari marketing dan operasikan. Jika gagal, maka memang qaddarallah dan berkilah ini hanya inspirasi.

Dokter betulan, tidak akan menjadikan prakter pengobatan mereka sebagai ajang ujicoba inspirasi dari buku-buku, melainkan semua berdasarkan kaedah, riset, bukti dan ilmu. Bisa dipertanggungjawabkan.

Adapun golongan yang tidak bertanggungjawab, ya saat gagal karena metode ngawurnya, cukup bilang, “Sudah suratan takdir.” atau “Ini hanya inspirasi saja.” atau “kami tidak mau dengar omongan orang” atau “kalau kalian menuding pengobatan kami salah, kalian ghibah dll, nanti di akhirat kalian akan diminta tanggung jawab.”

Sedangkan malpraktek itu memang di akhirat tidak ditanya? Bagaimana jika sampai ada yang kian parah atau bahkan mati?

Tidak dipungkiri ada tukang pijat indie kampungan yang ternyata enak pijitannya dan menjadi solusi tepat. Sebagaimana tabib. Tapi selama tidak pakai nash wahyu, mungkin urusan lebih ringan. Mereka tidak perlu berkilah sana sini saat ada tekanan tajam kenapa bawa wahyu. Tidak perlu mentalbis antara inspirasi dengan interpretasi.

Jelaskan jika memang punya kebenaran. Jangan berkilah dengan alasan-alasan yang justru membuat orang kian curiga dan menjauh. Kalau memang tidak mau mendengar omongan orang, berhabitatlah di hutan atau gurun. Bergaullah dengan binatang dan obati. Mereka tidak peduli kalian benar atau tidak istinbathnya. Mereka mati karena pengobatanmu pun tidak akan ada family yang komplain.

Sudah bisa membedakan manusia dengan binatang?

Ustadz Hasan Al Jaizy

Perdukunan dan Konsumsi Netizen Terhadapnya

Perdukunan di belakangan hari ini tidak bisa diremehkan keberadaan dan penyebarannya. Justru semakin ke sini, konsumsi masyarakat netizen terhadap ramalan, perdukunan dan pengagungan terhadap hal-hal berbau mistis semakin tinggi. Utamanya melalui YouTube. Jasa pelet misalnya, ya sudah terang-terangan. Sangat dibutuhkan ketegasan pemerintah dalam masalah ini. Tapi selama slogannya ‘dari rakyat untuk rakyat’, maka ngaca lagi:
‘Kalau rakyatnya doyan perdukunan dan mistis, ya untuk rakyat adalah fasilitas menujunya’
Berarti pundak para dai harus lebih kekar lagi untuk terus menyerukan kepada tauhid. Dan kita lihat yang paling concern dalam masalah anti-syirik adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Tidak usah disingkat. Kalau disingkat, kenyataan akan terbalik.


Perlu kita singgung para influencer atau youtuber yang justru mengajarkan kebid’ahan dan kesyirikan. Tentu di bab ini, Ahlul Bid’ah maupun ahli masalah khilafiyyah tidak bisa banyak menusuk penyimpangan dan mempertahankan aqidah, karena wong sendirinya mumet kok. Maka yang paling pas untuk membantah dan membongkar kesesatan mereka adalah Ahlus Sunnah.


Pak Bu sekeleusan, generasi sekarang memang ga langsung ikutan jurit malam, atau dateng ke kuburan minta-minta dan seterusnya. Tapi mereka nonton tiap hari video-video mistis dan syirik. Minimal: di mindset mereka tertanam bahwa itu tuh cuman buat hiburan.


Mas, dulu orang kita masih malu pakai celana youcanseebutyoucan’ttouch. Tapi karena film dan tontonan, dan alasannya ‘ini kan cuma film cuma hiburan’, akhirnya jadi nyata dan tuntunan. Sekarang banyak semi-kuntilanak sudah mulai berani pakai celana you can see and you can touch. Bahkan kuntilanak sendiri sudah surrender dan menyerah melihat pakaian sebagian awewe yang mendekati busana wewe gombel itu. Sekarang tingkatannya sudah mencapai level wewe. Tinggal cowoknya ini siapa aja yang jadi wowo.
Kembali ke syirik.


Youtuber sampai rela membakar dupa supaya dapat penampakan. Sebagai penonton, kita anggap itu cuma seru-seruan dong. Tapi bagi para ustadz dan ikhwan Ahlus Sunnah, ini menjurus ke syirik, jika bukan syirik itu sendiri. Membakar dupa demi setan, konten, penonton dan UUD.
Ada youtuber sampai rela membakar sate gagak di hutan supaya setan dateng. Dan masih banyak lagi kelakuan para penghamba duit.


Semua itu cuma: hiburan. Akhirnya jadi dianggap biasa. Kita tereak di mimbar melawan syirik. Jemaah muda mudi ga mau nerima bahkan bilang, ‘Ustadz lebay ah. Itu semua kan cuma hiburan. Daripada ngebucin atau ngegabut, mendingan ngehibur orang. Kan dapet pahala.’


Kita di medan dakwah, terutama dai-dai muda, kadang belum cukup menyampaikan dalil dan kesimpulan. Tapi sebut langsung contoh real di masa kini. Biar terbayang di benak jemaah muda. Biar kena maksudnya. Biar kena di hati mereka bahwa itu syirik. Bukan sebatas hiburan.


Kita memang termasuk bangsa yang paling hobi kalau menonton atau menceritakan hal-hal mistis. Di sinilah setan suka. Kalau ada ensiklopedi varian jin, mesti Indonesia paling tebal bukunya. Dari jin-jin klasik seperti pocong, kuntilanak sampai jin-jin kontemporer, seperti nenek gayung. Boleh jadi kelak ada jin jelmaan Mang Oleh. Sekalian saja ada jin wujudnya odading. Nanti kita bikin lagi jin kepal milo.
Dan semua setan itu, didukung oleh warung makanan dan minuman. Ada Es Pocong, sambel setan, dan seterusnya.


Sepertinya saya cukup saja menulis sepatah dua patah kata ini. Takutnya malah jadi panjang.

(Ust Hasan Al Jaizy)

Sikap Pertengahan Terhadap Ibnu Sina

.
Abu Ali Al Husain bin Abdillah al-Balkhi (wafat 427H), lebih dikenal dengan nama Ibnu Sina, adalah seorang ilmuwan ahli di bidang kedokteran, bidang filsafat, kimia dan berbagai macam ilmu lainnya. Beliau terkenal cerdas dan menguasai cukup banyak bidang ilmu. Beliau juga belajar agama, akan tetapi pelajaran agama beliau banyak terpengaruh oleh ilmu filsafat Yunani dan terpengaruh ajaran-ajaran yang menyimpang akidah Islam. Bahkan penyimpangan-penyimpangan yang ia lakukan sampai pada level mengeluarkan pelakunya dari Islam. Beliaupun ikut mendakwahkan akidah menyimpang ini, dan menulis beberapa kitab filsafat diantaranya “asy-Syifa”, “al-Isyarat”, “al-Qanun”, dan yang lainnya.
.
Inti dari tulisan kami adalah sikap pertengahan terhadap Ibnu Sina terkait status beliau sebagai ilmuwan dan akidah beliau yang sangat jauh keluar dari Islam. Ada beberapa poin yang perlu kita perhatikan:
.
Pertama: Banyak ulama yang sudah menganggap beliau keluar dari Islam karena akidah yang sangat melenceng dari Islam. Mungkin ini hal ini membuat “kaget” sebagian kaum muslimin di Indonesia karena selama ini mereka mengira bahwa Ibnu Sina adalah Islam dan ilmuwan Islam. Kami akan nukilkan perkataan-perkataan ulama yang menyatakan hal ini, terutama ulama yang terkenal dari mazhab Syafi’i yang merupakan mazhab mayoritas di Indonesia semisal Adz-Dzahabi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan Ibnu Katsir. Masih banyak penjelasan ulama lainnya terkait akidah Ibnu Sina ini.
.
Kedua: Status beliau sebagai seorang ilmuwan, maka kita pun memperlakukan beliau sebagaimana ilmuwan non-muslim lainnya. Tidak haram mengambil ilmu dunia bermanfaat dari beliau, selama hal itu tidak ada kaitannya dengan agama.
.
Ketiga: Ada pendapat yang lemah (karena kebenarannya belum bisa dipastikan) bahwa beliau telah bertaubat dari akidah yang menyimpang tersebut ketika akan meninggal. Tentu kita sangat berharap ini benar. Namun demikian, pendapat ini lemah, dan yang terpenting bagi kita adalah tetap berlepas diri dan mengingatkan umat dari akidahnya yang sangat melenceng dari akidah Islam.
.

(Ust dr Raehanul Bahraen)

Sama-Sama Rela. Tapi Allah tidak.

Kalau kaifiyah jual-beli, pembagian waris dan pinjam-meminjam ribawi hanya semata didasarkan kepada kaidah “sama-sama rela”, “sama-sama enak”, “sama-sama senang” dan semisal, maka sungguh, mereka pelaku selingkuh dan pelaku zina juga menggunakan hujjah “sama-sama rela” dan “sama-sama suka”.

Syaithon mengalir dalam darah, membisikkan talbis berupa syubhat yang halus. Dari aliran darah hingga masuk ke jantung dan merasuk di kalbu.

Lalu bagaimana kita mau meraih keberkahan dalam harta kita? Sedangkan kita sepelekan hukum-Nya.

Bahkan, sungguh dosa menyepelekan hukum yang telah digariskan oleh Rabbul ‘aalamiin lebih besar daripada dosa perbuatan itu sendiri. Bagaikan beranggapan hukum yang bersumber dari hawa nafsu kita lebih baik daripada hukum buatan Allah.
(Maka kemudian tampak jelas bayangan ibis di belakang kegelapan hawa nafsu kita).

Hanya Allah pemberi hidayah dan taufik.

Syubhat Haroki

Biarpun namanya diklaim aksi damai, konstitusional, bersih, tertib, tetap saja hakikatnya demo. Kalau sampai ada yang memprovokasi, ada sniper liar nembak, ada yang lempar batu, ada adu jotos, bisa-bisa jadilah negeri ini chaos, dan chaosnya bukan hanya di Monas saja. Seluruh negeri.

Ideologi ikhwanul muslimin yang diimpor kelompok-kelompok itu memang penuh syubhat. Juga ideologi liberal dan sosialis di pihak lainnya. Lebih baik ikutilah nasihat tulus para ahli ilmu sebenar-benarnya semacam Syaikh Muqbil, Syaikh Albani, yang mana dengan tak dihiraukannya nasihat mereka, dengan kehendak Allah maka terjadilah apa yang terjadi saat ini nun jauh di sana. Chaos. Hancur sehancur-hancurnya. Sementara provokatornya kabur atau sedari awal ongkang-ongkang di negeri lain.

Ingatlah, bukanlah dukung-mendukung ataupun mengejar kekuasaan duniawi yang hanya lima menit dalam hitungan akhirat yang menjadi tujuan hidup seorang muslim, melainkan menegakkan tauhid dalam dirinya dan keluarganya agar terhindar dari api neraka, serta mendakwahkan ke luar apabila telah memiliki ilmunya.

Lhaaa…lalu bagaimana Islam akan tegak tanpa memegang tampuk kekuasaan? Tampuk kekuasaan adalah karunia Allah bagi masyarakat yang bertakwa, lurus tauhidnya, betul orientasi hidupnya. Tampuk kekuasaan hanya wasilah saja untuk menyebarkan tauhid. Bukan tujuan. Karena kemenangan sejati bukanlah di atas dunia yang hanya lima menit ini, tapi di alam sana yang tak berujung. Jangan galfok gaes. Jangan terkadalin kaum harokiyyun, yang seolah-olah kiamat sudah, di kala jagoannya kalah dan perolehan kursinya rendah.
Kacamata kuda, hanya terframing dalam syubhat kubro bernama demokrasi.

Cukuplah sekian banyak peperangan Rasulullah menjadi ibrah. Ketika para shahabat berperang karena ikhlas berharap syahid dan surga, walaupun dengan jumlah dan persenjataan yang jauh lebih sedikit, Allah berikan kemenangan secara elegan.

Isy kariiman aumut syahiidan.
Tauhid (dan cabang-cabangnya) adalah kunci kemenangan.
Dakwah Rasulullah adalah dakwah penegakan tauhid untuk seluruh kalangan masyarakat.
Cinta dunia dan takut mati (dan cabang-cabangnya) adalah kunci kehinaan.

Dakwah harokiyyun secara umum adalah dakwah demi dunia dan tampuk kekuasaan duniawi, seringkali terbatas hanya untuk kalangan sendiri, dan bagi haroki, agama diperlakukan sebagai aroma pemanis buat menarik peminat.

Buat kaum muslimin, yang namanya syubhat jauh lebih memelencengkan daripada maksiat. Seorang muslim, walaupun jahil, secara naluriah biasanya tahu bahwa dia sedang bermaksiat. Tapi dalam syubhat, bahkan seorang muslim yang sudah mengajipun seringkali tak sadar dia sedang bermaksiat, karena disangkanya sedang beramal shaleh. Termasuk di dalamnya syubhat harokiyyun.

Allahul musta’an.

Syubhat (Haroki) yang Kronis

Syubhat kronis yg menempel di benak banyak muslim negeri plesnenamdua: bahwa berjuang menegakkan Islam itu identik dengan konfrontasi head to head secara diametral terhadap penguasa (muslim).
Kaset butut yang selalu diputar: soal keadilan.
(Keadilan dalam hal apa? Nggak bakal jauh jauh dari soal soal duniawiah).

Sementara di waktu yang sama mereka sangat tidak peduli dengan lurus-bengkoknya aqidah mereka dan yang sejalan dengan mereka.Untuk mereka, tema Tauhid itu nggak penting.
“Jangan dibahas, nanti malah bikin perpecahan”.Bahkan banyak di antara aktivis ‘pergerakan’ yang aqidahnya dan amalannya amburadul, bertabur syirik dan bid’ah.

Lhaaa…yang macam begini mau menegakkan Islam? Sementara dalam diri dan keluarganya sesungguhnya jauh dari Islam.
Mereka lupa, musuh sesungguhnya adalah iblis. Kekalahan terbesar adalah melakukan syirik. Awal kemenangan besar adalah tegaknya Tauhid di setiap dada kaum muslimin dan keluarganya.Ketika ketaqwaan telah menjadi nafas hidup kaum muslimin, maka Allah akan menolong dari jalan yang TIDAK DISANGKA-SANGKA.

Allahul musta’an

Arwah Keluarga Datang Berkunjung?

Apakah arwah bisa datang kedunia untuk melihat2 keluarganya?

Jawab : Yang disebutkan dalam dalil adalah, bahwa arwah itu minta dikembalikan ke dunia untuk beribadah tapi tidak diijinkan Allah.

Untuk beribadah saja tidak diijinkan apalagi cuma sekedar melihat-lihat.

(Ust Harits Abu Naufal hafidzahullah)

Lebih Berbahaya daripada Pemimpin yang Zalim

Ada yang lebih berbahaya daripada pemimpin zhalim, yakni para da’i ahlul bid’ah dan penebar syubhat.

Pemimpin yang zhalim, mungkin hanya merampas dunia dari tanganmu, tapi da’i-da’i provokator, ahlul bid’ah dan penebar syubhat, mereka menipu umat dengan mulut-mulut mereka, dibuatlah yang buruk agar nampak baik di mata manusia. Ketika manusia mulai terpedaya dan mengikuti ucapan para da’i tersebut, maka tersesatlah mereka dan bangkrutlah akhiratnya.

Kata Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mereka itu adalah “du’aatun ilaa abwaabi jahannam”, yaitu da’i-da’i yang mengajak ke pintu Neraka Jahannam” (HR. Bukhari no.3606).

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑