Biarpun namanya diklaim aksi damai, konstitusional, bersih, tertib, tetap saja hakikatnya demo. Kalau sampai ada yang memprovokasi, ada sniper liar nembak, ada yang lempar batu, ada adu jotos, bisa-bisa jadilah negeri ini chaos, dan chaosnya bukan hanya di Monas saja. Seluruh negeri.
Ideologi ikhwanul muslimin yang diimpor kelompok-kelompok itu memang penuh syubhat. Juga ideologi liberal dan sosialis di pihak lainnya. Lebih baik ikutilah nasihat tulus para ahli ilmu sebenar-benarnya semacam Syaikh Muqbil, Syaikh Albani, yang mana dengan tak dihiraukannya nasihat mereka, dengan kehendak Allah maka terjadilah apa yang terjadi saat ini nun jauh di sana. Chaos. Hancur sehancur-hancurnya. Sementara provokatornya kabur atau sedari awal ongkang-ongkang di negeri lain.
Ingatlah, bukanlah dukung-mendukung ataupun mengejar kekuasaan duniawi yang hanya lima menit dalam hitungan akhirat yang menjadi tujuan hidup seorang muslim, melainkan menegakkan tauhid dalam dirinya dan keluarganya agar terhindar dari api neraka, serta mendakwahkan ke luar apabila telah memiliki ilmunya.
Lhaaa…lalu bagaimana Islam akan tegak tanpa memegang tampuk kekuasaan? Tampuk kekuasaan adalah karunia Allah bagi masyarakat yang bertakwa, lurus tauhidnya, betul orientasi hidupnya. Tampuk kekuasaan hanya wasilah saja untuk menyebarkan tauhid. Bukan tujuan. Karena kemenangan sejati bukanlah di atas dunia yang hanya lima menit ini, tapi di alam sana yang tak berujung. Jangan galfok gaes. Jangan terkadalin kaum harokiyyun, yang seolah-olah kiamat sudah, di kala jagoannya kalah dan perolehan kursinya rendah.
Kacamata kuda, hanya terframing dalam syubhat kubro bernama demokrasi.
Cukuplah sekian banyak peperangan Rasulullah menjadi ibrah. Ketika para shahabat berperang karena ikhlas berharap syahid dan surga, walaupun dengan jumlah dan persenjataan yang jauh lebih sedikit, Allah berikan kemenangan secara elegan.
Isy kariiman aumut syahiidan.
Tauhid (dan cabang-cabangnya) adalah kunci kemenangan.
Dakwah Rasulullah adalah dakwah penegakan tauhid untuk seluruh kalangan masyarakat.
Cinta dunia dan takut mati (dan cabang-cabangnya) adalah kunci kehinaan.
Dakwah harokiyyun secara umum adalah dakwah demi dunia dan tampuk kekuasaan duniawi, seringkali terbatas hanya untuk kalangan sendiri, dan bagi haroki, agama diperlakukan sebagai aroma pemanis buat menarik peminat.
Buat kaum muslimin, yang namanya syubhat jauh lebih memelencengkan daripada maksiat. Seorang muslim, walaupun jahil, secara naluriah biasanya tahu bahwa dia sedang bermaksiat. Tapi dalam syubhat, bahkan seorang muslim yang sudah mengajipun seringkali tak sadar dia sedang bermaksiat, karena disangkanya sedang beramal shaleh. Termasuk di dalamnya syubhat harokiyyun.
Allahul musta’an.
Leave a Reply