Jebakan Hizbiyyah atas Salafiyyun

Ana ditanya
A: Antum bersama radio itu ?
Ana: Gak,
A: atau radio anu ?
Ana: Gak
A: Atau TV anu ?
Ana: Gak.
Ana lanjutkan: Ketika kita belajar sunnah, maka wajib yang kita tonjolkan itu adalah sunnah bukan selainnya. Ketika kita menisbahkan diri kepada salafiy, maka yang harus kita kenalkan kepada ummat adalah sirah para salaf.


Adapun radio ini dan itu, tv ini dan itu, atau ustadz ini dan itu, mereka ini orang-orang belakangan yang menjadi wasilah untuk sampai kepada sunnah, terkadang mereka benar dan terkadang mereka salah.

Kata salaf: kalau kita harus mengambil teladan maka ambillah teladan kepada mereka yang telah mati (sahabat) bukan menyibukkan diri dengan orang-orang hidup yang dapat mendatangkan fitnah.
Dan karena banyak diantara kita terlalu sering menonjolkan bendera organisasi, yayasan, tokoh, dan semisalnya, maka kita lihat hari ini masih banyak diantara kita tidak tahu dan tidak hafal nama-nama ummahâtul mu’minîn, tidak hafal nama sahabat-sahabat besar, tâbi’în, maupun atba’ut tâbi’în.

Namun kalau disebutkan ust Fulân dan Allân ? Radio ini dan itu, ormas ono dan anu, di luar kepala mereka dan kita menjawab. Bahkan mereka dan kita berdebat diatas itu.
Lalu apa faidah kata salafiy yang kita nisbahkan kepadanya ?

(Dihyah Abdussalam)

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑